Selasa, 21 Oktober 2014

Good Ending Chapter 2


Chapter 2
Meet and Found

"Seandainya aku bisa seperti mereka"


Hari ini tidak ada guru yang masuk di jam pelajaran terakhir seisi kelas menjadi seperti di pasar, tugas yang diberikan oleh guru kepada ketua kelas pun tidak dikerjakan kelas elit A ini pun seperti kelas F. Kelas untuk murid yang mendapat nilai terendah saat ujian sebelumnya dan dihuni anak-anak nakal lebih tepatnya seperti kelas berandalan. Tentu berbeda jauh dengan kelas A dan B yang dihuni murid-murid pintar.
Ternyata tidak semua murid kelas A yang hanya bermain-main. Raito melihat Ayana sedang mengerjakan tugas yang telah diberikan ketua kelas. Dia ingin menghampiri Ayana dan berkenalan dengannya, namun Raito segera mengurungkan niatnya itu dia tidak ingin menjadi bahan gosip teman sekelasnya karena mendekati Ayana apalagi sepertinya semua laki-laki dikelasnya menyukai Ayana. Raito kembali duduk di bangkunya dan melihat ke arah lapangan basket dari jendela. "Sudah jam dua waktu sepertinya berjalan cepat hari ini"--

*

Raito memutuskan untuk pergi ke lapangan basket, di lapangan masih belum ada orang karena ekskul basket akan dimulai pukul 4 sore. Raito kemudian masuk ke lapangan basket lalu "akhirnya kau datang juga!" seru gadis yang yang mengajaknya kemari.

"Hey Sinka kau sudah datang ya!" tampak seorang temannya menyapanya dengan nama Sinka dan datang menghampiri mereka.
"Iya nih aku sudah tak sabar latihan"
"Latihan kan dimulai jam 4, dan siapa cowok ini? Apa dia......"
"Dia orang yang yang aku ceritakan kemarin dia ingin bergabung dengan klub basket kita" cepat jawab Sinka.

"Apa yang dia lakukan, apakah dia tidak tahu aku tidak bisa bermain basket? Apa yang harus aku lakukan?" tanya Raito dalam hatinya. Dug... Dug... Dug... Suara jantung Raito mulai berdegup kencang.

"Hey, perkenalkan dia wakil ketua club basket kita kak Veranda!" ujar Sinka.
"A.... Aku.. Aku Raito dari kelas 2A, salam kenal!."

Veranda adalah wakil ketua ekskul tim basket dia sangat cantik terlihat modis dan fahsionable. Karena sering bermain basket Veranda memiliki tinggi badan yang ideal sebagai model dia bahkan lebih tinggi 5cm dari Raito. Akhirnya Raito bersalaman dengan gadis yang disukainya sejak masih di kelas satu. Ini adalah perkenalan mereka yang pertama. Sebelumnya Raito sudah mengenalnya saat pertama kali masuk SMA Los Santos di Maria, saat itu Veranda yang masih kelas dua menjadi pembicara saat promosi ekskul club basket. Raito menyukai Veranda saat pertama kali melihatnya, namun Raito tidak bergabung karena tahu dia tidak bisa bermain basket dan mungkin akan menjadi olok-olok temannya nanti. Mulai saat itu Raito selalu melihat latihan ekskul basket di balik jendela kelas dan melihat gadis yang di sukainya dari kejauhan.
Ini mungkin seperti mimpi tapi kini gadis itu ada di depanya dan tersenyum manis padanya. Raito kini melihat Veranda sangat dekat hingga... "Apakah kau pernah bermain basket sebelumnya?" tanya Veranda antusias.
"Tidak, aku bahkan belum pernah memegang bola basket"
"Kau harus mencobanya, cobalah lemparkan bola ini ke ring disana!"
"Tapi... Aku... Aku... Aku tidak bisa bermain basket"
"Cobalah kau pasti bisa!" ujar Sinka mencoba menyemangati Raito.

Raito pun melemparkan bola itu kearah Ring, namun bolanya malah tidak sampai ke ring. Sontak para pemain dan atlit basket yang sudah datang menertawakannya. "Hahaha.... Bodoh sekali dia melempar bola di jarak dua poin saja tak sampai bagaimana kalau three point."  Raito yang mendengar ejekan dari para pemain pun berlari meninggalkan lapangan. Tampak Sinka mulai mengejarnya sementara Veranda merasa bersalah karena sudah menyuruhnya melakukan tindakan yang membuatnya malu.

Setelah cukup jauh dari lapanangan Sinka berhasil mengejar Raito "apa yang kau lakukan?"
"Kau tahu kan sekarang! Sudah kubilang aku tidak bisa bermain basket tapi kenapa kau terus membujukku melakukannya?" bentak Raito.
"Itu karena aku ingin membatumu mendapatkan cintamu! Kau tidak bisa terus seperti ini kau harus berjuang jika ingin mendapatkannya. Kau tahu dengan sikapmu seperti ini kau tidak lebih dari seorang pengecut." bentak Sinka tak kalah keras.
Raito terdiam.
"Maafkan aku, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya ingin bersamanya."
"Aku mengerti akan situasimu, besok datanglah ke lapangan basket dengan wajah ceria." Sinka mencoba untuk kembali menyemangati Raito.
"Kau mau kemana?" tanya Raito yang melihat Sinka berjalan meninggalkannya
"Aku mau pulang."
"Aku akan mengantarmu sebagai permintaan maaf"
"Itu tidak perlu, tapi jika itu adalah sebagai permintaan maafmu. Baiklah Raito" kata sinka.
"Kau terus membantuku, bagaimana dengan pacarmu?"
"Aku tidak punya!"

Akhirnya Raito mengantar Sinka dan merekapun naik kereta arah Setzusen di stasiun dekat sekolah.

Sampai dirumahnya Raito terkejut karena melihat rumah Sinka yang sangat besar. Sinka mengajaknya untuk masuk ke dalam rumahnya, dari sanalah Raito tahu bahwa Sinka adalah anak dari seorang pejabat pemerintahan ayahnya adalah putera dari pangeran Lookherstain adik dari raja Williams. Ternyata Sinka masih keturunan kerajaan yang memerintah di negara ini, tapi mereka tidak tinggal di Westafallen tidak seperti anggota kerajaan lainnya. Selain dengan ayahnya dia tinggal bersama kakak lelakinya dan ibunya telah lama meninggal. Mereka banyak mengobrol hingga tahu satu sama lain.

*

"Kristen Abraheem Linkin? "
"Hadir...."
"Raito Yagami? "
"Hadir..."
"Louis Martin Andreas? "
"Hadir"
"Ayana Shahab? "
"......."
"Ayana.... Dimana Ayana?"
"Tidak masuk pak!" kata salah seorang murid.

Rupanya hari ini dia tidak masuk, semua murid laki-laki di kelas bertanya-tanya kemana Ayana gadis manis paling cantik di kelas 2A yang tidak masuk tanpa ada keterangan. Tanpa kecuali Raito dia memikirkan tentang Ayana si gadis misterius yang kedatangan dan kepergiannya selalu membuat heboh seisi ruang kelas. Hari ini dia benar-benar menjadi trending topic di SMA Los Santos di Maria.

"Hey Sinka dimana temanmu itu, apakah dia jadi masuk tim basket kita?" tanya Veranda kepada Sinka.
"Aku tidak tahu, sepertinya dia tidak akan kembali lagi."
"Sayang sekali ya, padahal kita kekurangan orang di tim basket putera." sahut ketua klub basket Lukas.

Latihan pun berjalan seperti biasa tanpa kehadiran Raito. Hingga tiba-tiba.... "Maafkan aku aku terlambat" suara yang datang itu adalah Raito yang berlari ngos-ngosan masuk ke lapangan.
"Ku kira kau takan pernah kembali. Haha....." canda Sinka.

Latihan pun berjalan kembali sampai selesai, hari ini Raito bisa sedekat ini dengan gadis yang disukainya ini mungkin seperti mimpi baginya. Kemudian Raito menawarkan Sinka untuk pulang bersamanya, namun Sinka menolak dengan alasan sudah ada janji untuk pulang bersama dengan Veranda dan Yuvia.
Saat di jalan pulang Raito berhenti sejenak melihat ada suatu benda yang menarik perhatiannya ternyata itu sebuah buku berwarna hitam dia mengambilnya dan melihat ada tulisan "DEATH NOTE"  di cover bagian depan nya. "Seseorang pasti telah menjatuhkanya" kata Raito dalam hatinya, Raito kemudian membawa buku itu pulang kerumahnya.
Ckreeek..... Bunyi pintu kamar Raito telah terkunci rapat sehingga tidak ada seorangpun yang dapat masuk ke dalam kamarnya lalu dia menghampiri meja belajarnya dan mulai membuka halaman pertama buku tersebut. "How to use it" tulisan pertama buku tersebut.


The human whose name is written in this note shall die.
This note will not take effect unless the writer has the person's face in their mind when writing his/her name. Therefore, people sharing the same name will not be affected.
If the cause of death is written within the next 40 seconds of writing the person's name, it will happen.
If the cause of death is not specified, the person will simply die of a heart attack.
After writing the cause of death, details of the death should be written in the next 6 minutes and 40 seconds.
If a page in this book has been full of this book will ignite by itself.

Manusia yang namanya tertulis dalam catatan ini akan mati.
Catatan ini tidak akan berlaku kecuali penulis memiliki wajah orang tersebut dalam pikiran mereka saat menulis namanya. Oleh karena itu, orang yang berbagi nama yang sama tidak akan terpengaruh.
Jika penyebab kematian ditulis dalam 40 detik berikutnya menulis nama orang, itu akan terjadi.
Jika penyebab kematian tidak ditentukan, orang tersebut hanya akan mati karena serangan jantung.
Setelah menulis penyebab kematian, detail kematian harus ditulis dalam 6 menit dan 40 detik.
jika halaman di buku ini ini telah penuh buku ini akan terbakar dengan sendirinya.


***

To be continued....
Yang belum baca chapter pertama klik disini dan chapter ketiga akan di publis dua hari lagi.

Update baca chapter 3 disini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TOLONG DIKOMENTARI YACH CINTA!!! terserah mau dipuji kek, mau dicela kek, aku terima lapang dada. Hehe...