Minggu, 19 Oktober 2014

Good Ending Chapter 1


Chapter 1
Greetings!


"Dia begitu indah, bisakah aku mendapatkannya atau hanya menjadi pemujanya"



Teng... Teng... Teng... Tenggggg....

Tak terasa hari ini ujian pelajaran terakhir selesai semua murid siswa dan siswi pun segera meninggalkan kelas. Namun salah seorang murid masih tetap duduk di kursinya dan melihat ke arah lapangan basket dari jendela kelasnya di lantai tiga.

''Kenapa kau masih disini, Raito?" tanya temannya yang bernama Raheem.
"Oh, tidak, aku hanya sedang tidak ingin pulang."
"Apa kau sedang punya masalah? Ceritakan saja pada kami? "
"Tidak. Aku baik-saja ok" singkat Raito
"Ujian sudah selesai apa besok kau mau ikut bersama kami?" tanya Marq yang tiba-tiba memotong pembicaraan.
"Maaf aku tak bisa, lain kali saja ya!"
"Uhh.. Membosankan, sebaiknya aku pergi sajalah" ujar Raheem sambil meninggalkan Raito sendiri.

Jam di dinding telah menunjukan pukul 6 sore tampak semua pemain ekskul basket telah mulai berkemas dan meninggalkan lapangan. Sudah dua jam lebih dia masih duduk di bangkunya sambil melihat ke arah jendela. "Sudah sore sepertinya aku harus pulang" kata Raito dalam hatinya. Dan saat di lorong kelas tak sengaja Raito melihat seorang gadis yang sangat cantik, gadis itu memandang ke arah Raito sambil tersenyum manis. Namun Raito dengan cepat mengalihkan pandangannya dan berjalan merunduk. Sepertinya Raito tidak menyukai gadis itu.

Saat di jalan pulang Raito memikirkan tentang gadis yang dia temui tadi, "siapa gadis itu? Sepertinya aku belum pernah bertemu dengannya, apakah dia murid pindahan" tanya Raito dalam hati.

Keesokan harinya...
"Hey, Raito apa kau baik-baik saja? Sejak kemarin ibu lihat kau hanya mengurung dirimu di kamar, apa kau sakit?"
"Tidak bu, aku cuma kelelahan saja" singkat jawab Raito pada ibunya.
"Tadi temanmu menelfon apa kau mau ikut liburan ke Cabanna beach?"
"Iya nanti aku telpon dia." balas Raito sedikit malas.
"Bu sepertinya aku akan tetap di kamarku, aku merasa kurang enak badan." lanjut Raito.

*

Tampak semua murid SMA Los Santos di Maria antusias karena hari ini adalah hari pertukaran kelas, semua murid kelas satu akan bertukar kelas saat naik di kelas dua. Dua minggu liburan sekolah telah selesai hari ini saatnya Raito mulai belajar di kelas dua SMA.

"Hey Raito, bagaimana liburanmu? akhirnya kita sekelas lagi ya? " seru Raheem.
"Aku hanya dirumah. Iya, tapi sayang Marq dan Stefan beda kelas ya?"
"Hahaha... Itu karena mereka bodoh tidak bisa masuk elite class A" ujar Louis memotong pemicaraan.
"Kau tidak boleh seperti itu Louis bagaimanapun juga mereka tetap genk kita" bela Raheem

SMA Los Santos di Maria adalah salah satu sekolah favorit di kota Donington, di sekolah ini setiap kenaikan kelas selalu di adakan pertukaran antar kelas. Murid yang nilai ujiannya mendapat nilai tinggi akan masuk di kelas A kelas elit. Dari genk nya hanya Raito, Raheem dan Louis yang masuk kelas elit kelas A. Sedangkan Marq masuk kelas B dan Stefan kelas F.

Teng.... Teng... Teng.....
Bel tanda pelajaran pertama sudah dimulai, tiba-tiba tanpa terduga... "Huft, maafkan saya pak saya terlambat" ujar seorang siswi yang datang terlambat. "Hah. Dia, dia yang kutemui waktu itu kan?" tanya Raito dalam hatinya.

"Wow dia cantik sekali, siapa namamu cantik?" goda salah seorang murid lelaki.
"Siapa namamu? Dan kenapa kau terlambat di pelajaran pertamaku" bentak guru sosiologi yang terkenal paling galak di sekolah ini.
"Maaf pak, saya Ayana" jawabnya. "Saya ketinggalan kereta" lanjutnya.
"Alasan saja kau ini, kau akan mendapat hukuman karena keterlambatmu di pelajaran pertama....!!!!"
"Maafkan saya pak" pinta Ayana.
"Cepat keluar....!!!!" perintah guru sosilologi yang terkenal galak di sekolah ini.
"Tapi pak..."
"Keluar...!!!.." betak pak guru sambil menunjuk ke arah pintu.

Ayana pun berjalan meninggalkan kelas, saat di depan pintu Ayana berhenti dan memandang sebentar ke arah Raito. Raito melihatnya menangis tapi Raito kembali mengalihkan pandangannya dari ayana. Ayana pun pergi dengan air mata di pipinya.

Disaat jam istirahat semua siswa membicarakan tentang Ayana. Ayana sangat cantik dia berambut panjang sebahu dan memakai pita di rambutnya. Raito yang mulai bosanpun meninggalkan kelas dan menuju kantin, kemudian Raito melihat Ayana yang sedang duduk sendirian di anak tangga tak jauh dari kelas. Saat Raito akan menghampiri ayana. Tiba-tiba "Hey pengintip! Mau kemana kau?" Seorang gadis berpenampilan menarik  datang dan mengagetkannya.

"Apa maksudmu dengan pengintip?" Tanya Raito heran.
"Iya pengintip, kau pengintip. Apa yang kau lakukan berdiri di balik jendela kelas jika bukan mengintip kami yang sedang bermain basket kan?"
"Aku tidak mengintipmu" Raito membela.
"Oh lalu siapa yang kau intip di lapanagan basket? Apa kau menyukai salah seorang cewek di ekskul basket?" Tanyanya lagi.
"Sudah kubilang aku bukan pengintip dan aku Tidak suka cewek basket."
"Jangan bohong! Akhir-akhir ini aku selalu melihatmu beridiri di balik jendela kelas, sudah jelas kau mengintip kami. Beritahu aku siapa cewek yang kau suka? Aku kah atau jangan-jangan kau menyukai wakil ketua? "
"Ini bukan urusanmu, permisi" Raito kemudian meniggalkannya dan berjalan ke arah kantin. Hari pertama di kelas dua mebuat Raito tidak betah apalagi adanya seorang gadis yang mencoba menyelidiki nya.

Raito adalah seorang siswa dari SMA Los Santos di Maria, perawakannya sama seperti siswa yang lainnya tidak seperti Raheem yang berbadan tinggi besar dan berotot kekar. Raito adalah yang terpandai diantara genk nya. Raheem, Louis, Mark dan Stefan, namun tidak dengan pelajaran olahraga. Sejak dari Sekolah Dasar Raito selalu buruk dalam pelajaran olahraga dan hingga sekarang Raito selalu bolos pelajaran olahraga. Raito anak yang biasa-biasa saja ayahnya adalah seorang komandan di kepolisian Donington. keluarganyanya berkecukupan tapi tidak sekaya keluarganya Louis. Sepulang jam sekolah dia selalu menjadi yang terakhir meninggalkan kelas. Bukan karena ingin mengerjakan tugas melainkan melihat seorang gadis di ekskul basket yang ia sukai. Raito yang tidak bisa bermain basket hanya mampu melihat gadis yang disukainya dari kejauhan. "Seandainya aku bisa bermain basket" -

*

Hari pertama di kelas dua telah selesai semua murid telah meninggalkan kelas. Hanya tinggal Raito sendiri. Dia seperti biasa melihat latihan ekskul basket di balik jendela kelasnya yang berada di lantai tiga, hanya ada wakil ketua tim yang berada di lapangan. "Dia cantik sekali apakah aku bisa mendapatkannya?"-

"Sudah kuduga ada gadis yang kau sukai di klub basketku!" suara seorang gadis mendekatinya.
"Hah, apa yang kau lakukan disini? Ini bukan kelasmu kan?" Raito kaget karena ada seorang gadis bersamanya di dalam kelas.
"Jangan mengalihkan pembicaraan!, akhirnya aku tahu siapa gadis yang selama ini kau intip."
"Aku.... Aku... Hanya..." -
"Kau menyukai wakil ketua klub basket Veranda!"
Raito hanya terdiam setelah rahasianya terbongkar, gadis itu tahu bahwa Raito menyukai wakil ketua klub basket Veranda.
"Kenapa kau tidak menghampirinya? Kau tahu kau sama saja dengan seorang pecundang." ejek gadis itu.
Raito hanya tetap terdiam.
"Besok sore datanglah ke lapanagan basket, itu juga jika kau ingin mendapatkannya." sambung gadis itu. Gadis itu pun berjalan pergi meninggalkan Raito.
"Tapi aku tidak bisa bermain basket!" teriak Raito
"Temui aku di lapangan besok!"

Raito mulai gelisah tidak tahu apa yang harus dia lakukan, apakah besok sore dia harus ke lapanagan basket dan menemui gadis itu atau tetap duduk di balik jendela dan melihat mereka latihan. Tapi jika Raito besok sore datang ke lapangan basket ada baiknya untuk Raito karena dia bisa bertemu dengan gadis yang disukainya Veranda.

***

To be continued... Chapter kedua "Meet and Found" akan di publiskan dalam dua hari lagi

Update!. Baca chapter kedua klik disini



1 komentar:

TOLONG DIKOMENTARI YACH CINTA!!! terserah mau dipuji kek, mau dicela kek, aku terima lapang dada. Hehe...