Makasih buat yang udah sengaja mampir, terdampar, atau tiba2 tersesat diblog aneh ini. Makasih juga buat om gugel yg udah membawa kalian ke "blog aneh, buat orang aneh...."



Eits, kalo udah baca jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar ok !

Rabu, 22 Oktober 2014

Good Ending Chapter 4






Chapter 4
Killer

"Aku akan menjadi dewa di kehidupan yang baru"


Setelah mengantarkan Sinka pulang Raito kemudian berjalan pergi ke sekolah. Saat dijalan ponsel Raito berdering ternyata dari Sinka. Sinka menghubunginya dengan suara seperti sedang menangis. Ayahnya memarahinya dan hari ini dia memutuskan untuk bolos sekolah. Raito yang tahu Ayahnya memarahi Sinka, Raito kemudian kembali kerumah Sinka dia bertemu dengan ayahnya Sinka dan menjelaskan tentang yang terjadi kemarin.

*

Raito yang bolos di pelajaran pertama pun tiba di sekolah. "Darimana saja kau Raito" tanya Louis.
"Aku ketinggalan kereta terakhir jadi aku naik bis" jawabnya.
"Hey Raito, belakangan ini aku lihat kau sedang dekat dengan salah seorang gadis kelas satu itu, apakah kalian sudah pacaran?" tanya Raheem.
"Ah, tidak aku tidak punya pacar"
"Tapi aku pernah melihatmu bersama dengannya di stasiun, dan kalian pergi ke arah Setzusen itu bukan jurusan ke arah rumahmu kan?" Raheem kembali bertanya. "Sebaiknya kau jujur pada kami" lanjut Raheem.
"Baiklah itu benar aku mengantarnya pulang dia siswi kelas 1B dan rekanku di ekskul basket. Tapi aku dan dia tidak pacaran!" ujar Raito menjelaskan pada teman-temanya.
"Apa? Kau masuk ekskul basket, bukannya saat SMP kau bilang kau tidak bisa bermain basket?" tanya Louis yang mana adalah teman Raito yang sejak masih duduk di bangku SMP.
"Aku ikut ekskul basket karena wakil ketua"
"Apa kau bilang? Kau menyukai kak Veranda?" Louis menarik seragam Raito "bukankah kau tahu aku menyukai kak Veranda!" Sambungnya, Louis kemudian melayangkan kepalan tangannya yang besar ke wajah Raito. Raito pun terjatuh ke lantai dengan bibir yang berdarah. Sontak kejadian ini membuat ruangan kelas menjadi gaduh, lalu Raheem mencoba untuk melerai Louis yang yang terus memukuli Raito.
"Ku peringatkan kau jika kau mencoba mendekatinya lagi aku tak segan untuk membunuhmu!" ancam Louis.
"Louis apa yang kau lakukan dia teman kita" kata Raheem yang mencoba meredakan amarah Louis yang sedang memuncak.
"Kau yang akan mati lebih dulu Louis!"  bisik Raito. Ini pertama kalinys Louis memukul Raito yang sudah dikenalnya sejak masih SMP.

Mendengar keributan terjadi di kelas 2A membuat para guru datang. "Apa yang terjadi apakah ada perkelahian!" tegas suara guru sosiologi.
"Hey kau, dan kau, ikut aku keruang kepala!" lanjutnya.
Kemudian Raito dan Louis pun mengikuti para guru untuk menemui bapak kepala.
"Apa yang kalian lakukan hah!." Bentak bapak kepala.
"Memalukan' apa kalian sadar kalian ini siswa kelas A. Kelas panutan tapi kelakuan kalian tidak lebih dari seorang berandalan, kalian akan mendapatkan skors 1 minggu kalian dibebaskan dari semua kegiatan sekolah."

"Kenapa wajahmu?" Veranda melihat luka dibibir Raito.
"Ah tidak aku tadi terjatuh di tangga" kata Raito.
"Dasar ceroboh lain kali kau harus berhati-hati ya!"
"Terimakasih"
"Bagaimana apa sudah ada kemajuan?" tanya Veranda
"Tentu sekarang aku bahkan sudah bisa memasukan bola ke ring, meskipun masih di dalam lingkaran." jawab Raito sambil tertawa.

Latihan basketpun dimulai seperti biasa tanpa kehadiran Sinka. Hari ini Raito banyak mengobrol dengan Veranda. Namun sayang hari ini akan menjadi latihan terakhirnya karena Raito mendapat skorsing dari semua aktivitas kegiatan sekolah termasuk ekskul basket untuk satu minggu kedepan. Tidak ingin kehilangan Veranda selama satu minggu Raito kemudian mencoba mengikuti Veranda yang pulang sendirian, tanpa disangka Veranda naik kereta ke arah Hollow dan turun di stasiun Hollow. Tidak lebih dari sepuluh menit jalan kaki Veranda sampai di rumahnya. "Ternyata rumahnya kak Veranda tidak jauh dari rumahku."  bisik Raito dalam hati.

*

"Diberitahukan pimpinan teroris yang melarikan diri dari penjara St. Saint telah ditemukan dalam kondisi meninggal, penyebab kematian dipastikan serangan jantung" suara berita di televisi.
Mendengar itu sontak Raito kaget sehingga gelas di tangannya terjatuh dan pecah. "Mustahil tidak mungkin ini terjadi, aku membunuhnya?"-.
"Apa yang kau lakukan Raito kau ingin menghabiskan semua gelasku?" tanya ibu yang marah melihat Raito memecahkan gelas.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." jawab Raito.

Raito tidak percaya dengan apa yang telah ia lihatnya. Dia kemudian berjalan masuk kekamarnya. Ckreeeek.. Pintu terkunci dengan rapat sehingga tidak ada yang bisa masuk ke dalam kamarnya, Raito membuka laci meja belajarnya dimana Death Note itu disimpan. Dia mulai memikirkan tentang apa yang telah diperbuat. "Ini pasti tidak mungkin, ini bisa saja hanya kebetulan, aku bukan seorang pembunuh!"-

Keesokan harinya Raito tetap memakai seragam sekolahnya dan pergi sekolah, tentu dia tidak akan masuk sekolah dia hanya tidak ingin orangtuanya tahu dia mendapat skorsing.

"Apa kau melihat Raito?" tanya Veranda pada Sinka saat latihan ekskul basket.
"Maaf aku tidak tahu," jawab sinka.
"Tapi bukan kah kau teman dekatnya, aku selalu melihatmu pulang bersamanya saat latihan."
"Akan aku hubungi dia nanti, ayo lanjut latihan kak kita harus berikan yang terbaik di kouhen nanti" kata Sinka.

Sepulang latihan basket Sinka menghubungi Raito untuk menanyakan kabarnya, namun ponsel Raito tidak dapat dihubungi. "Apa yang kau lakukan Raito?" cemas Sinka dalam hatinya.
Sudah tiga hari Raito tidak masuk sekolah dan ponselnya tidak dapat dihubungi, lalu Sinka memutuskan untuk datang mengunjungi kelas Raito, dia kemudian mendapat penjelasan tentang Raito dari teman kelasnya. Sinka kemudian mencoba kembali menghubungi ponsel Raito dan.. Kring... Kringggg.... Suara ponsel Raito berdering. "Hah dari Sinka!"

"Haloo..."
"Apa yang kau lakukan bodoh! Dimana kau!" terdengar suara Sinka marah dari ponsel.
"Aku... Sebaiknya kau temui aku di bukit belakang sekolah!" kata Raito.

Sinka pun pergi untuk menemuinya saat jam istirahat. "Apa yang kau lakukan disini dasar bodoh?" tanya Sinka "belakangan ini aku mencarimu kemana-mana dan kau hanya duduk manis disini?" lanjut Sinka.
"Aku sedang malas untuk belajar" jawab Raito
"Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau mendapat skorsing?"
"Ini bukan urusanmu, kau tidak perlu tahu semua masalahku!"
"Tapi aku..."
"Jika kau kesini hanya untuk menayakan itu, sebaiklah pergilah!" bentak Raito marah.

Sinka pun kemudian berlari meninggalkan Raito, dia berlari dengan air mata dipipinya "kau tahu aku menghawatirkanmu, Raito"--

Tanpa ada rasa bersalah telah memarahi Sinka, Raito hanya tetap duduk di bawah pohon dan diapun mengeluarkan Death Note dari tasnya. "Apa benar Thorsen Henis mati karena namanya kutulis dibuku ini? Aku akan mencobanya sekali lagi!. Bisik Raito dalam hatinya.
Sepulang sekolah Raito melihat temanya Marvin, teman sekelasnya saat masih di kelas satu dulu. Dia sedang memukuli seorang murid SMP, "berikan uangmu cepat! Atau kau akan kupukul." ancam Marvin kepada anak SMP itu. Marvin memang terkenal suka membully anak-anak yang lemah termasuk Raito, beruntung Raito mempunyai teman seperti Louis, Marq, Stefan dan Raheem mereka selalu menolong Raito jika diganggu oleh Marvin. Barkan Louis tak segan-segan untuk untuk berkelahi dengannya.
"Dia anak yang nakal, dia tak pantas hidup di dunia ini. Akan ku kirim dia ke nerakanya!" Raito kemudian mengambil Death Note nya dan segera menuliskan "Marvin Lingard" . dan setelah empat puluh detik. "Agggghhh... Dadaku.... Sakitt... Sekali.." lalu diapun tergeletak di jalan dengan mulut penuh dengan darah. "Apa yang terjadi? Marvin kau baik-baik saja" tanya temanya yang bersamanya. "Oh tuhanku, dia telah mati" lanjut temanya itu.
Raito yang kemudian melihat Marvin mati segera berlari menuju rumahnya. Dia mengunci kamarnya segera dan berbaring di tempat tidurnya. "Buku ini benar, dia mati ditanganku, aku benar-benar seorang pembunuh"-.

***


Chapter 5 akan dipublis dua hari lagi
Baca Chapter 3 disini

2 komentar:

TOLONG DIKOMENTARI YACH CINTA!!! terserah mau dipuji kek, mau dicela kek, aku terima lapang dada. Hehe...